Ini merupakan suatu kisah nyata yang dialami seorang turis asal amerika serikat yang berkunjung di Danau Toba pada Tahun 2006 kemarin. Di saat dia bersama teman wanita mengunjungi pasar tomok yang merupakan pusat penjualan produk souvenir khas orang batak di pulau samosir, dia melihat - meilhat souvenir yang akan di beli dan yang akan di bawa ke negara asalnya. Hingga dia dan bersama teman wanitanya singgah ke suatu kios "amang Gultom" (bapak Gultom = bahasa batak ). Dia tertarik akan suatu tongkat yang terbuat dari kayu. Sang turis itu pun berniat untuk membeli. Kemudian turis itu bertanya penjaga kios yang kebetulan menjaga kios tersebut bapaknya "amang Gultom" (kakek = omppung/batak) tersebut. Si turis tersebut bertanya " how is the price?"(yang kalau di buat dalam cara pengucapannya menjadi "hauw is de prais?"). Nah karena kakek tersebut tidak bisa berbahasa inggris dan begitu mendengarkan si Turis ngomong dalam bahasa inggris, si kakek berkata dengan penuh percaya diri "Hauw jior do on amang" ( indonesianya menjadi = kayu jatinya tongkat ini bapak). Si kakek mengira kalo si turis itu menanyakan kepadanya tentang bahan kayu untuk memnuat tongkat itu.
Kita perlu mengetahui betapa penting untuk bisa berbicara dengan bahasa internasional agar kita tidak menjadi negara yang tertinggal akibat banyak masyarakatnya tidak mengetahui atau tidak menguasai bahasa internasional. Pennguasaan bahasa internasional seperti bahasa inggris dan lain-lain sangat lah penting dalam mendorong dunia pariwisata indonesia pada umumnya dan danau toba pada khususnya. Dengan pengusaan bahasa internasional kita mampu bersaing dengan negara-negara lain dalam perekonomian, budaya, dan juga dalam dunia pariwisata. Kita perlu mengajarkan kepada anak-anak usia muda bahasa internasional. Bila perlu program bahasa inggris harus sudah dimasukkan kedalam program mata pelajaran sekolah dasar (SD). Agar anak-anak indonesia terbiasa untuk berbicara bahasa internasional tanpa menghilangkan bahsa indonesia sebagai bahasa ibu yang kita cintai. Semoga harapan anak muda-mudi dari negeri batak mampu menjadi motivasi kepada dunia pendidikan agar terus meningkatkan pengusaan bahasa internasional yang akhirnya berdampak kepada kemajuan kepariwisataan indonesia pada umumnya dan danau Toba pada khususnya.
Sekian.
1 comment:
ya pasti lah cak...jangankan di bidang pariwisata, di bidang2 lain jg hrs ngerti bhs inggris...
Post a Comment