Akibat berbagai limbah yang masuk ke perairan Danau Toba membuat kawasan Danau Toba, terancam tidak masuk 7 keajaiban dunia tahun 2011. Hingga saat ini saja ranking Danau Toba sudah turun dari ranking 26 menjadi ranking 30 di tingkat dunia. Bahkan sudah berada di bawah Pulau Komodo yang berada di ranking 27 tingkat dunia.
Demikian dikatakan pakar ekonomi Sumut DR Polin Pospos sekaligus salah satu penggagas Danau Toba masuk nominasi 7 keajaiban dunia, didampingi Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Ir Hasudungan Butarbutar MSi (Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU), Kamis (11/12) di Medan.
Menurut dia, turunnya posisi Danau Toba dari ranking tersebut salah satunya dikarenakan banyaknya limbah yang mencemari Danau Toba, terutama limbah dari makanan ikan dari kerambah yang ada di Danau Toba serta limbah dari masyarakat sekitar. “Seharusnya kerambah itu ditata dengan baik dan diatur banyaknya. Kalau tidak ditata, pencemaran Danau Toba semakin mengkhawatirkan”, himbaunya.
“Bila perlu, mulai saat ini baik aparat pemerintah, masyarakat dan tokoh masyarakat di sekitar Danau Toba menjaganya dari pencemaran limbah”, himbaunya.
Dia mengatakan, melihat potensi Danau Toba seharusnya bisa diandalkan menjadi pemasok devisa bagi daerah, khususnya Sumatera Utara. “Unesco saja kagum dengan memasukkan Danau Toba masuk menjadi nominasi 7 keajaiban dunia”, ujarnya.
Menurut dia, walaupun Danau Toba masuk sebagai nominasi, tapi belum tentu masuk 7 situs keajaiban dunia karena untuk mewakili Indonesia saja, Danau Toba harus bersaing dengan Pulau Komondo hingga pengumuman terakhir 31 Desember 2008. “Sebab setiap negara hanya bisa diwakili objek saja, dan untuk mewakili negaranya itu dilihat dari ranking yang tinggi”, terangnya.
Untuk menentukan ranking tertinggi itu, lanjut dia, ada prosesnya. Proses seleksinya itu melalui perolehannya suara yang disampaikan melalui email. “Misalnya kita mempunyai email kirim ke webside www.new7wonders.com lalu ketik Danau Toba. Dalam webside itu ada 6 yang harus diisi objek yang masuk sebagai nominasi nanti, untuk kawasan Indonesia pilih satu saja yakni Danau Toba, sisanya pilih negara lain”, himbaunya.
Keuntungan kalau Danau Toba masuk menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia nanti, antara lain: promosi pariwisata Danau Toba di dunia sudah langsung ditangani oleh Unesco. Begitu juga tentang dana pelestarian kawasan Danau Toba akan dianggarkan di PBB sehingga keberadaan objek wisata Danau Toba bisa terpelihara.
Sementara Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Ir Hasudungan Butarbutar MSi (Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU) menambahkan, untuk melestarikan Danau Toba harus diamati secara terpadu dan pola pertaniannya yang layak dikembangkan. Jangan dikembangkan di kawasan Danau Toba pola pertanian yang menimbulkan erosi. “Pengembangan tanaman semusim sangat berbahaya di kawasan Danau Toba. Tolong dicarikan tanaman yang bisa menahan air dan bisa menahan erosi, kalau tidak masa depan Danau Toba akan tinggal kenangan”, katanya.
Demikian dikatakan pakar ekonomi Sumut DR Polin Pospos sekaligus salah satu penggagas Danau Toba masuk nominasi 7 keajaiban dunia, didampingi Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Ir Hasudungan Butarbutar MSi (Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU), Kamis (11/12) di Medan.
Menurut dia, turunnya posisi Danau Toba dari ranking tersebut salah satunya dikarenakan banyaknya limbah yang mencemari Danau Toba, terutama limbah dari makanan ikan dari kerambah yang ada di Danau Toba serta limbah dari masyarakat sekitar. “Seharusnya kerambah itu ditata dengan baik dan diatur banyaknya. Kalau tidak ditata, pencemaran Danau Toba semakin mengkhawatirkan”, himbaunya.
“Bila perlu, mulai saat ini baik aparat pemerintah, masyarakat dan tokoh masyarakat di sekitar Danau Toba menjaganya dari pencemaran limbah”, himbaunya.
Dia mengatakan, melihat potensi Danau Toba seharusnya bisa diandalkan menjadi pemasok devisa bagi daerah, khususnya Sumatera Utara. “Unesco saja kagum dengan memasukkan Danau Toba masuk menjadi nominasi 7 keajaiban dunia”, ujarnya.
Menurut dia, walaupun Danau Toba masuk sebagai nominasi, tapi belum tentu masuk 7 situs keajaiban dunia karena untuk mewakili Indonesia saja, Danau Toba harus bersaing dengan Pulau Komondo hingga pengumuman terakhir 31 Desember 2008. “Sebab setiap negara hanya bisa diwakili objek saja, dan untuk mewakili negaranya itu dilihat dari ranking yang tinggi”, terangnya.
Untuk menentukan ranking tertinggi itu, lanjut dia, ada prosesnya. Proses seleksinya itu melalui perolehannya suara yang disampaikan melalui email. “Misalnya kita mempunyai email kirim ke webside www.new7wonders.com lalu ketik Danau Toba. Dalam webside itu ada 6 yang harus diisi objek yang masuk sebagai nominasi nanti, untuk kawasan Indonesia pilih satu saja yakni Danau Toba, sisanya pilih negara lain”, himbaunya.
Keuntungan kalau Danau Toba masuk menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia nanti, antara lain: promosi pariwisata Danau Toba di dunia sudah langsung ditangani oleh Unesco. Begitu juga tentang dana pelestarian kawasan Danau Toba akan dianggarkan di PBB sehingga keberadaan objek wisata Danau Toba bisa terpelihara.
Sementara Ketua Komisi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara Ir Hasudungan Butarbutar MSi (Wakil Dekan III Fakultas Pertanian USU) menambahkan, untuk melestarikan Danau Toba harus diamati secara terpadu dan pola pertaniannya yang layak dikembangkan. Jangan dikembangkan di kawasan Danau Toba pola pertanian yang menimbulkan erosi. “Pengembangan tanaman semusim sangat berbahaya di kawasan Danau Toba. Tolong dicarikan tanaman yang bisa menahan air dan bisa menahan erosi, kalau tidak masa depan Danau Toba akan tinggal kenangan”, katanya.
No comments:
Post a Comment