Usahawan kepariwisataan Bernard Sidabutar menyayangkan Pesta Danau Toba (PDT) 2009 tak menggema ke mancanegara yang ditandai minimnya turis dari luar negeri hadir di danau terbesar di dunia tersebut. Bernard Sidabutar berharap pemerintah pusat lebih maksimal mempromosikan kalender tetap pesta pariwisata itu plus melakukan kebijakan terobosan, seperti membuka penerbangan langsung dari Eropa ke Bandara Polonia Medan bahkan ke Silangit Siborongborong. Berdasar catatannya, sejak penerbangan dari Eropa langsung ke Medan ditutup, turis Eropa nyaris tak ada ke Danau Toba. Kalaupun ada, yang datang limpahan dari Padang dan Bukittinggi.
“Tahun-tahun lalu saya sudah tawarkan pada otoritas, promosikan Danau Toba dan PDT ke Eropa. Saya merekomendasikan akomodasi di Eropa, gratis karena ada keluarga yang buka usaha serta bermukim di Perancis, Belgia, Belanda dan negara lain,” ujar Bernard Sidabutar di Medan, Rabu (7/10). Bernard Sidabutar adalah pengelola Bernard’s Restaurant—restoran yang menyajikan khusus makanan khas Batak dan West Taste—di Tutuk Siadong, Simanindo, Samosir. Tawaran tersebut, ujarnya, hingga kini belum dijawab apalagi diwujudkan.
Bernard Sidabutar mengatakan, sejak krisis ekonomi 1998 melanda Asia, wisata khusus Danau Toba terpuruk dan tak pernah bangkit sampai kini. Sejak saat itu, lanjutnya, wisata Danau Toba praktis mati suri. Posisi sulit itu diperparah dengan kondisi danau menghadapi banyak kendala, mulai dari alam sampai pencemaran karena industri ikan.
Katanya, secara parsial pemerintah daerah tertentu termasuk Pemerintah Sumut melakukan kegiatan di dalamnya PDT tapi belum juga mampu menggairahkan kepariwisataan Danau Toba. “Bahkan, saat gembong teroris berhasil dibunuh hingga wisata daerah lain menggeliat karena turis sudah bergairah datang, Danau Toba tak jua dikunjungi. Kenapa?” kesal Bernard Sidabutar sambil mengatakan kondisi itu jadi keironian karena persoalan sudah diketahui tapi tak diselesaikan. “Persoalannya kan pada transportasi. Medan ke Danau Toba, melelahkan jika melalui jalan darat. Kenapa pemerintah tidak membuka jalur udara? Turis Eropa tidak bersoal harga, yang penting kepuasan dan menemukan apa yang dicari,” tandasnya.
Bernard Sidabutar mengusulkan, pemerintah kabupaten kota yang wilayahnya ada Danau Toba harus memprosikan kekayaan alam, flora, fauna dan makanan spesifiknya, jangan seragam. Kekhasan Danau Toba dengan ikan ihan, (pisang) singalingali beraroma khas dan manisnya seperti madu yang hampir punah. Katanya, untuk melestarikan kekhasan itu masyarakat harus dilibatkan dlaam maksud menanamkan cinta lingkungan dan penambahan masukan ekonomi.
Menurutnya, mati surinya kepariwisataan Danau Toba membuat perekonomian masyarakat di wilayah itu terperosok yang membuat warga sekitar danau apatis hingga cuek pada even yang diadakan. Kondisi itu, harap Bernard Sidabutar, hendaknya cepat dibenahi.SUMBER INFORMASI
No comments:
Post a Comment